A. KOTA BANJARMASIN
Banjarmasin adalah ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis, Kota Banjarmasin terletak antara 3015’ dan 3022’ Lintang Selatan dan 114032’ dan 114098’ Lintang Utara. Kota Banjarmasin mempunyai luas area 72 km2 ATAU SEKITAR 0,19% dari luas Pulau Kalimantan.
Kota Banjarmasin terletak di bagian Selatan dari Provinsi Kalimantan Selatan dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kabupaten Barito Kuala
Sebelah Timur : Kabupaten Banjar
Sebelah Barat : Kabupaten Barito Kuala & Sungai Barito
Kota Banjarmasin terhampar di dataran yang rendah dan berada di bawah permukaan air laut. Kota ini juga sering dijuluki sebagai ”Kota Air” atau ”Kota Seribu Sungai”, karena sebagian besar sungai mengalir di sana, seperti: sungai Martapura, sungai Kuin, sungai Andai, sungai Alalak, dll
Masyarakat Banjar terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu: Masyarakat Pribumi dan Pendatang. Kaum pribumi adalah suku Banjar yang merupakan mayoritas dari total penduduk provinsi Kalimantan Selatan. Suku Banjar terdiri dari Suku Banjar Pahuluan dan Suku Banjar Batang Banyu. Kaum Pendatang terdiri dari suku Jawa, Madura, Bajau, Bugis, Cina dan Arab.
Budaya dan tradisi orang Banjar adalah hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Islam yang dibawa oleh pedagangArab dan Persia.
Budaya Banjar dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar khususnya dalam bentuk kesenian, tarian, musik, pakaian, permainan dan upacara tradisional.
Tarian tradisional yang biasa ditampilkan pada upacara Tradisional seperti: tari "Baksa Kambang", "Baksa Lilin", "Kuda Gepang", "Maiwak", dan lain-lain. Ada sekitar 76 Jenis tarian. Tari tradisional biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti: babun, gambang, aron, salantang, kedernong, gong, suling, rehab dan dan lain-lain.
B. SEJARAH KOTA
Nama "Banjarmasin" diambil dari nama "Patih Masih" atau " Oloh Masih ", Salah seorang pejabat Melayu di Kerajaan Banjar. Raja pertama dari Kerajaan Banjar adalah Pangeran Samudera yang merupakan cucu dari Pangeran Mangkubumi dari Kerajaan Daha (sekarang adalah suatu kecamatan dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang dikenal dengan daerah "Negara" ). Ketika Pangeran Samudera masih kecil dia telah meninggalkan Kerajaan Daha karena adik Pangeran Mangkubumi, bernama Pangeran Tumenggung mengambil alih kekuasaan.
Tahun 1595, Kerajaan Banjar diserang oleh Pangeran Tumenggung dalam sebuah Perang Besar antara Prajurit Daha dan Banjar, Prajurit Banjar saat itu didukung oleh Prajurit Kerajaan Demak yang beragama Islam. Pangeran Samudera menang dalam perang tersebut, dan akhirnya memeluk igama Islam dan mengganti namanya menjadi Pangeran Suriansyah atau juga seringkali dikenal dengan sebutan "Panembahan Batu Habang".
Serah terima kekuasaan antara Pangeran Tumenggung dengan Pangeran Suriansyah dilakukan pada tanggal 24 September, yang setiap tahun diperingati sebagai Hari Jadi atau Hari Ulang Tahun Kota Banjarmasin.Kekuasaan Pangeran Suriansyah meliputi bagian Selatan Kalimantan.
Peninggalan Kerajaan Banjar yang ada dan terawat dengan baik hingga saat ini adalah Masjid Pangeran Suriansyah, serta makam Pangeran Suriansyah dan beberapa kerabat kerajaan lainnya yang terletak dalam satu komplek pemakaman, kedua tempat tersebut merupakan obyek wisata religius yang sering dikunjungi masyarakat.